Pemuda Muhammadiyah

David Krisna Alka
(Kader Muda Muhammadiyah)

Muktamar XIV Pemuda Muhammadiyah akan diselenggarakan pada 17-23 Mei 2010 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Pada muktamar ini diharapkan Pemuda Muhammadiyah mampu lebih progresif dan tak gagap bergerak maju dari gerakan sebelumnya.

Kaum muda Muhammadiyah selayaknya melakukan gerakan pembaharuan yang memadukan ortodoksi, ortopraksis, dan penyambung misi kerja sosial Nabi Muhammad SAW. Pemuda Muhammadiyah mesti mampu melakukan gerakan sosial dan gerakan kemanusiaan yang membebaskan kaum muda dari kemiskinan dan keterbelakangan.

Teladan

Semangat perjuangan sosial dan kemanusiaan Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu landasan yang mendorong lahirnya Muhammadiyah. Sejak dulu, ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah penawar untuk membawa kepuasan jiwa bagi manusia dan untuk semua orang dari segala bangsa di seluruh dunia.

Dari sekian banyak catatan sejarah, Nabi Muhammad SAW telah membuka lembaran baru dalam sejarah umat manusia dengan memberi keadilan sosial, toleransi, dan persamaan bagi semua. Pelaksanaan keadilan dibuatnya mudah, cepat, sederhana dan menjamin kebebasan semua umat manusia demi kepentingan semua negara.

Muhammad Iqbal (1982:3) menjelaskan bahwa ajaran-ajaran dan sistem yang diwariskan Nabi Muhammad SAW tak terbatas pada suatu negara atau masyarakat tertentu saja. Kebesaran mutlak Nabi Muhammad SAW terletak pada kenyataan bahwa ketika yang lain datang untuk mengajarkan rahasia persatuan nasional dan kemajuan, Nabi Muhammad SAW memaparkan kebenaran agung mengenai kesatuan fundamental seluruh umat manusia.

Nabi Muhammad SAW merancang jalan utama dan jalan tambahan yang tujuannya pada kemakmuran seluruh bangsa di dunia. Sifat misi Nabi Muhammad SAW dan kesempurnaan ajarannya dapat dipandang sebagai titik pusat dalam sejarah kemajuan Islam.

Nabi Muhammad SAW menjadikan pemerintahan sebagai suatu badan yang efektif untuk menjamin kebahagiaan manusia, memberikan kekuasaan kepada rakyat untuk mengontrol pelaksanaan tugas-tugasnya, dan melakukan kritik. Pada zamannya, Nabi Muhammad SAW menggugat otokrasi yang begitu banyak mendapat dorongan dari kerajaan-kerajaan Byzantin dan Persia. Nabi Muhammad SAW memberikan sumbangan bagi terbentuknya suatu persaudaraan internasional yang benar, pelindung hak-hak pria dan wanita, dan pelopor perdamaian bagi umat dunia.

Ensiklopedia Britanica (1982) pernah menyebutkan bahwa dari semua personalitas agama di dunia, Nabi Muhammad SAW yang paling sukses. Selain itu, Nabi Muhammad SAW membersihkan pemerintahan dari semua upacara-upacara yang tak berguna, kegiatan-kegiatan yang mubazir, ketidakjujuran, dan kesewenang-wenangan. Ia menolak setiap macam pemberian atau suapan.

KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah tentu mengambil pelajaran dari gerakan-gerakan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam menentang setiap bentuk penindasan atas manusia oleh manusia dan menentang keterbelakangan serta kemalasan. KH Ahmad Dahlan selalu bergerak untuk melakukan perubahan.

Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah membangun cukup banyak panti asuhan, rumah sakit, dan sekolah sebagai sarana membebaskan umat Islam dari kebodohan. Muhammadiyah adalah institusi dan institusionalisasi teologi Al-Ma’un yang diharapakan peduli pada kaum mustadh’afin dalam mengikis berbagai problema sosial.
Spirit progresif seperti yang dicita-citakan KH Ahmad Dahlan itu salah satunya adalah membumikan teologi Al-Maun. Tentunya konsep teologi Al-Maun itu tak lebih sekadar lembaran-lembaran kertas yang tersusun rapi di lemari dan tertata elok dalam bentuk buku. Tapi, konsep Al-Maun itu mesti membumi dan mendunia serta memiliki strategi baru.
Sebab, umat yang terbelakang, umat yang terkucilkan dan pemuda-pemuda di pedalaman belum begitu merasakan gerakan sosial dan gerakan pembaruan yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah. Peran Pemuda Muhammadiyah mesti mampu membebaskan negeri ini dari belenggu-belenggu ketidakadilan dan rantai-rantai penindasan.

Di negeri ini, persoalan beban sosial dan ekonomi menjadi sebuah masalah hidup dan mati (a matter of life and death). Kehidupan demokrasi yang telah berjalan akan punah sia-sia bila kaum muda tak segera bertindak nyata membangun peradaban bangsa yang demokratis, adil, damai, dan toleran.

Apabila gerakan Pemuda Muhammadiyah tak jelas arah dan keberpihakannya terhadap kaum papa, maka gerakan kaum Muhammadiyah bisa dianggap beku, tak lagi melakukan pembaharuan dan tak menyentuh persoalan kemanusiaan. Kaum miskin dan kaum kelas menengah yang mulai beranjak menjadi miskin, sudah mengalami kejenuhan,  ketidakpastian politik dan ekonomi. Mereka dihadapkan pada kenyataan hidup yang pahit.

Mumpung belum terlambat dan masyarakat Muhammadiyah belum menggugat, karena ketidakpastian arah gerakan kaum muda. Maka, Pemuda Muhammadiyah harus bergerak di depan melakukan usaha reformasi yang nyata bukan reformasi semu. Melaksanakan demokrasi yang berkeadaban bukan demokrasi yang tak berkeadaban.

Sejatinya, gerakan sosial keagamaan Pemuda Muhammadiyah diekspresikan menjadi organisasi kemasyarakatan yang progresif, membumi, dan gerakan yang maju. Bukan menjadi gerakan organisasi pemuda yang membeku.

Pada Muktamar XIV Pemuda Muhammadiyah nanti, diharapkan tak hanya sekadar menjadi momen karikatif, pentas teater kata-kata, dan iklan-iklan calon ketua umum di facebook saja. Tapi, Pemuda Muhammadiyah perlu memacu gerakan kepemudaannya menjadi gerakan berkemajuan. Gerakan pemuda yang melintas zaman bukan menindas zaman.


Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Tinggalkan komentar