BANTUL — Aisyiah, sebagai organisasi otonomon perempuan di bawah Muhammadiyah, diminta membawa pulang para ”anak hilang” kembali ke pangkungan Muhammadiyah.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, saat ini banyak para wanita yang dulunya berada di organisasi-organisasi otonom di dalam Muhammadiyah, ataupun mereka yang dulunya menempuh pendidikan lembaga pendidikan Muhammadiyah ataupun Aisyiyah, yang aktif di organisasi lain. ”Mereka adalah anak hilang. Mungkin di tempat mereka tinggal kini tak ada kegiatan Aisyiyahnya,” kata Din, Sabtu.
Menurut Din, jumlah ”anak hilang” ini cukup besar, dan ia berharap Aisyiyah bisa membawa kembali mereka untuk aktif di lingkungan organisasi perempuan di bawah Muhammadiyah ini, misalnya dengan melacak keberadaan mereka dan lalu mengajak mereka untuk bersama mengembangan program-progam Aisyiyah.
Din berbicara sebagai keynote speaker pada Seminar dan lokakarya Pra Muktamar Muhammadiyah ke-46 Jelang Satu Abad Aisyiyah, di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul.
Pada kesempatan itu, Din mengakui bahwa tugas Aisyiyah untuk berdakwah di kalangan perempuan lebih berat dibandingkan Muhammadiyah. ”Bukankah jumlah perempuan di Indonesia lebih besar dari laki-lakinya,” kata dia.
Untuk itulah, katanya, di tengah carut-marut yang kini dialami bangsa ini, Aisyiyah juga harus memikirkan kembali untuk menciptakan kader-kader bangsa yang berakhalak baik, khususnya melalui pendidikan di dalam keluarga.